Selasa, 29 Januari 2013



Jakarta, 18 Januari 2013


JAKARTA UNDERWATER, TCP PEDULI

Jakarta lumpuh! Tiga hari sudah kemeriahan kota metropolitan ini seperti "mati suri". Hujan deras yang mengguyur ibu kota dan sekitarnya memaksa tanah Betawi ini kehilangan keceriaannya. Sejak Rabu, 16 Januari 2013 lalu hingga Jumat, 18 Januari 2013 pagi hari, hujan seperti tak mau menghentikan kerinduannya untuk membasahi Jakarta. Sayang, curah hujan yang terlalu tinggi lagi-lagi tak mampu dibendung tanah si Pitung.
Beberapa titik pusat urat nadi kehidupan kota Jakarta praktis dinyatakan tak berdaya. Thamrin, Bundaran HI, Monas, bahkan Istana Negara tak luput dari kunjungan banjir lima tahunan ini. Praktis, aktivitas warga Jakarta terpaksa banyak yang dihentikan. Banjir yang melanda banyak menimbulkan kesulitan bagi warga Jakarta untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari. Tak pelak, posko-posko dan tempat pengungsianpun didirikan.

Bertolak dari peristiwa memprihatinkan tersebutlah, maka management PT. Transcoal Pacific bergerak cepat untuk segera mengulurkan bantuan. Kegiatan yang didasari oleh rasa saling mengasihi sesama ini, didukung oleh seluruh karyawan TCP tanpa terkecuali. Bahkan, kegiatan ini hanya memerlukan waktu 1 malam untuk didiskusikan melalui email. Hal ini dikarenakan beberapa anggota management tak luput juga dari banjir. Kegiatan kinerja TCP pada hari Kamis, 17 Januari 2013 juga sempat tersendat dan hanya segelintir karyawan yang bisa lolos menembus banjir. Akan tetapi, hari berikutnya di tengah suasana banjir seluruh karyawan TCP bisa hadir dan ikut serta mengulurkan tangan membantu korban banjir. Seluruh donasi periode pertama yang terkumpul sebesar 4.185.000
 
TCP Peduli periode pertama dilakukan pada hari Jumat, 18 Januari 2013. Tempat pilihan pertama yang kami pilih adalah Gor Otista Cawang. Pemilihan tempat ini bukan tanpa alasan. Gor Otista bukanlah satu-satunya tempat pengungsian di wilayah Kampung Melayu-Cawang Otista dan sekitarnya.
Akan tetapi tempat ini paling banyak menampung korban banjir, yang mayoritas merupak penduduk wilayah Kampung Pulo-Kampung Melayu dan Jatinegara yang rumahnya terendam banjir. Sebanyak 1.600 jiwa korban banjir terdaftar di Gor Otista. Bahkan pada hari yang sama, banjir di wilayah Kampung Pulo masih sebatas 3 meter serta masih banyak warga yang tertahan di rumah mereka.

Dibantu oleh rekan-rekan media dan juga Camat Jatinegara Bapak Syofian, kamipun langsung meluncur membawa bahan bantuan bagi korban banjir di Gor Otista. Beberapa bahan bantuan yang kami bawa adalah : pakaian layak pakai, makanan bayi, susu bayi dan balita, susu ultra, kopi, pampers, energen, sabun mandi, minyak kayu putih, minyak telon, tolak angin dewasa, tolak angin anak, pembalut wanita, biskuit, indomie, pop mie, air mineral, serta tissue. Semua bahan bantuan tersebut kami salurkan langsung kepada Bapak Ujang Sujai, perwakilan dari team BNPB.

Banjir lima tahunan ini bukanlah kesalahan satu pribadi, dan seharusnya bukan juga menjadi ciri khas ibu kota. Banjir lima tahunan ini menjadi PR besar bagi seluruh warga Jakarta. Bukan tidak mungkin, apabila hal ini masih terus terulang


istilah kota Metropolitan bisa menjadi "Jakarta Underwater". Berbagai kegiatan bakti sosialpun hendaklah dilakukan dengan hati tulus dan tidak terhenti sampai di sini. Kegiatan TCP Peduli ini bukanlah ajang mencari nama. Kegiatan internal ini merupakan bukti Corporate Sosial Responsibility PT. Transcoal Pacific yang didorong oleh rasa kepekaan seluruh karyawan TCP. TCP Peduli bukan hanya peduli pada peristiwa banjir ini, namun TCP Peduli masih akan terus bergerak selama kami dibutuhkan untuk sesama.

Joan Natasya Lambe



REBORN & REFRESH



REBORN & REFRESH



Genap enam tahun sudah PT. Transcoal Pacific berdiri. Sejak tanggal 15 Januari 2007 TCP berhasil mengukuhkan diri sebagai perusahaan yang bergerak di bidang shipping for transhipment. Di usianya yang masih belia, TCP sebagai perusahaan yang menyediakan jasa pengiriman, bongkar muat, keagenan kapal dan logistik untuk batu bara dan bahan bakar solar ini mampu menunjukkan perkembangannya yang cukup signifikan. 


Sebagai wujud syukur atas pertumbuhan dan pertambahan usia yang sudah diberikan oleh Tuhan  Yang Maha Kuasa, maka pada tanggal 24 – 25 Januari 2013 lalu TCP 6TH Anniversary berhasil diselenggarakan. Kegiatan yang mengusung tema “Reborn & Refresh” ini diadakan di Kota Kembang, Bandung.





Kamis 24 Januari 2013, Sindang Reret, Lembang menjadi saksi kekompakkan seluruh lapisan management hingga staff TCP dalam kegiatan Fun Games. Berbagai permainan yang dilaksanakan, mengacu kepada kerjasama tim, rasa percaya dan kejujuran. Tiga hal yang sangat diperlukan untuk menyukseskan kinerja TCP dan mendatangkan Good Will nantinya.



Seluruh staff Head Office TCP hadir memeriahkan acara employee gathering tersebut. Dalam kesempatan tersebut, management TCP turut bergabung di dalam setiap kegiatan.  Bahkan Presiden Direktur PT. Transcoal Pacific, Harlin E. Rahardjo pun sempat meluangkan waktunya dalam seluruh rangkaian acara. Beberapa anggota management yang hadir diantaranya, Managing Director, Antonius C. Dwidjanarko, Pramono Dewo sebagai COO, Debby Wahyuni selaku General Manager – Deputy CFO, Munawir sebagai General Manager – Operation.


Tidak berhenti sampai di situ, malam harinya puncak acara digelar. Gala Dinner yang mengusung tema Sailor and Pirates Costumes ini diselenggarakan di Hotel Sheraton. Pemilihan tema kostum sendiri, bukan sembarang ide. Berangkat dari dasar sebagai perusahaan perkapalan, maka TCP memberanikan diri tampil beda untuk memeriahkan malam perayaan.



Mengawali acara, Harlin E. Rahardjo selaku President Director memberikan kata sambutan untuk menyemangati seluruh karyawan yang hadir pada malam itu. Kisah singkat mengenai perjuangan TCP sejak awal mula berdiri hingga sekarangpun bergulir manis mengisi pembukaan acara.  


Debby Wahyuni selaku GM – Deputy CFO juga ikut mengingatkan, setiap goal yang ingin dicapai, harus diiringi dengan sebuah  target. Pada kesempatan itu juga beliau menjelaskan estimasi ebitda PT. Transcoal Pacific untuk tahun 2013 kurang lebih sebesar 110 Milyar rupiah, dan net profit sebesar 45 – 50 Milyar rupiah. Suatu angka yang sangat fantastis, namun menjadi cambuk semangat bagi seluruh lapisan management dan staff TCP untuk mencapai goal yang diinginkan.





 
Walau diselingi dengan wejangan mengenai target, namun hal tersebut tidak menyusutkan semangat seluruh karyawan untuk melanjutkan malam tersebut dengan penuh keceriaan. Acara peniupan lilin dan pemotongan ulang tahun pun dilakukan langsung oleh President Director TCP, dan didampingi oleh seluruh anggota management. 


 
Ini baru pemanasan acara, karena serangkaian acara masih menanti malam itu. Inagurasi untuk karyawan baru, games, unjuk kebolehan bernyanyi, pembagian doorprize, bahkan  pemilihan best costumes menambah keunikkan gala dinnerTCP  6th anniversary. 

Pada hari kedua, keceriaan masih menyelimuti seluruh karyawan TCP. Walaupun tidak dapat hadir pada hari pertama, namun kehadiran Finance Director, Arziandi Rachman, kembali  menghidupkan suasana. Makan siang di Alas Daun, serta acara city tour di seputar Dago menjadi penutup manis seluruh kegiatan Employee Gathering TCP 6TH Anniversary
 
Kembali ke Jakarta, rasa lelah seperti tak terasa. Bukan hanya keceriaan, kekompakan, dan kerja sama tim  yang diperoleh selama dua hari tersebut.  Kerja keras mengejar target untuk menciptakan goal demi mendatangkan good will PT. Transcoal Pacific menjadi oleh-oleh sekaligus PR bagi seluruh lapisan management serta staff TCP.





We are reborn and get refresh for making TCP For The Future!!!



Joan Natasya Lambe


Selasa, 07 Juni 2011

"Mom and Dad??? Hell Noo! Is it Relationship or Real-ationship ??? "

Bangun tidur, mata saya langsung tertuju pada benda yang berwarna hitam, dan selalu ada di samping saya saat saya tidur (jangan ditiru). Apalagi kalau bukan smartphone saya (kata pengiklan), my BB. Tanpa basa basi, tangan saya begitu lihai (versi saya) mengutak -ataik tombol handphone, dan langsung menekan aplikasi BBM dan twitter. Ya, siapa tahu begitu banyak orang mencari saya Selama saya tidur dari semalam, hahahaha (TERLALU NARSIS). Semua recent update saya perhatikan, ya paling - paling tentang kegalauan, sama hal nya dengan twitter. Hampir 70% isinya berbicara tentang galau, galau dan galau (bahasa anak zaman sekarang, #berasa tua#)!!!

Well, bicara soal twitter dan anak zaman sekarang, sebenarnya saya merupakan pemerhati perkembangan anak zaman sekarang (ga maksud nyaingin ka seto), dan juga dunia per-twitteran (sama sekali ga niat buat situs jejaring sosial baru). Seperti biasa, mata saya langsung membaca satu - satu status twitter yang dimention followers ataupun folllowing di account saya. Yup, yang paling menarik tentunya seputar dunia cinta. Nyahahaha, lagu lama, kaset kusut ( darimana ya saya dapat perumpaan ini? *bingung sendiri*). Kalau bukan seputar senang, bete, kesel, marah atau kangeeeeeennn dengan sang pacar, TTM, HTS-an, atau bahkan selingkuhan nampaknya ( percayalah semua pernah saya lalui hahaha*curcol*).

Hanya saja, yang selalu mendapat perhatian khusus dari saya bukan hanya tema dari status - status tersebut. Ada hal lain yang selalu membuat mata saya seperti tak mau bergeser, dan akhirnya berpikir keras, menganalisis ( percayalah saya bukan profesor). Nickname Couple, inilah hal unik yang selalu mencuri perhatian saya. Entah kenapa, setiap pasangan pasti punya nickname yang dibuat khusus, untuk membedakan pasangannya dengan mahluk - mahluk lain dalam hidup mereka.

Bukan bermaksud menghakimi, namun bagi saya ini hal lucu dan sangat berkesan. Mungkin anda tergolong salah sau pasangan yang memilih membuat nickname couple dengan nama yang unik. Bisa jadi ndut, nduy, coku, ceku (oke plisss itu semua nama panggilan saya dengan my - x nyayayaya). Mungkin juga anda memilih memanggil pasangan anda jelek, yang, sayang, cah bagus, atau om (hahahaha, yang ini nama panggilan saya untuk my journalist, pacar tercintaaa *unyaunyu*). Yang paling umum, mungkin kita akan memilih memanggil pasangan kita yank, sayang, babe (inipun aneh di lidah saya hahaha *ngampung*), bey, atau ayank. Lazimnya semua itu memang sudah sering kita gunakan juga di antara sesama teman wanita (bukan yang cinta sejenis yaappp hehehe). Semua nama panggilan itu masih terdengar sangat unik, namun cukup lumrah diucapkan. Tapi, ketika pasangan yang masih berpacaran kemudian menggunakan nama panggilan PAPA + MAMA, AYAH + BUNDA, MIMI + PIPI (PLISSSS DONT ANANG AND KD PLISSS ), PAP + NDA, PAP + MAM , ARRRRGGHHHHH TRUST ME THATS SOUNDS STUPID!!!

Ini bukan ungkapan iri hati! Tidak sama sekali, tapi apakah anda pernah mengenal kata "MARRIED, MARRIAGE, MARRY????". Plisss guys, itu panggilan disaat kalian sudah resmi menjadi suami istri, dan digunakan agar kelak anak - anak kalian akan mencontoh kalian. Terbiasa memanggil orang tua dengan panggilan tersebut. Kalau hubungan kalian masih sebatas pacaran, atau tunangan, guys it could be broken! Yah, even ini terdengar begitu sarkasme, tapi apa ga lucu ya kalau seandainya kalian putus, trus ketemu lagi apa yang ada dibenak kalian? Trusss memangnya kalian ga punya orang tua di rumah ya???helloooo berapa banyak ayah dan ibu muu nak??????

Pacaran itu memang sesuatu yang special, tapi juga tidak bisa disamakan dengan lembaga pernikahan. Istilah-istilah, kebiasaan, ataupun hal-hal yang tertuang di dalam sebuahpernikahan, terapkanlah itu ketika kalian sudah menikah, bukan pada saat kalian masih menikamti romantika masa berpacaran. Act normal lah, dont be so naif! The world laughing at you guys!

Lucunya, hal ini seperti trend, bahkan menjamur!!! Sebenarnya peran serta orang tua sangat penting dalam hal seperti ini. Karena hal ini bukan hanya terjadi dikalangan usia 20 tahun ke atas dengan status belum menikah. Bahkan anak usia SMP sudah bisa memanggil pasanganya dengan panggilan bunda!ayah!!!! *Tepokjidat*... Entah darimana budaya seperti ini muncul, namun percayalah it so not cool!!!

Menunjukkan rasa sayang, atau romantika dalam hubungan kalian ga harus dibuat dengan porsi yang berlebihan kok! Cukup jalani dengan sewajarnya, sesuai usia dan status hubungan kalian! To show he's yours or she's yours or our relationship really serious, you dont have to overreact darling!!!

Have you ever been heard this qoute ??? Relationship is something which really make a tide for you and him/her, sounds like there is no room for both of you!!! But Real-ationship??? is something which gives you and him/her a spaceroom for both of you!!! If you marriage couple, make this combination, RELA and REAL- ATION - SHIP ...

But if you just a couple, not even marry, just keep on rooling in a Real-ationship not in a Relationship i guess, if you wanna be breath ... calm down baby, just relax ...

Dont "mom" her or "dad" him if you not marry babyyyyy ... :D



XOXO - Jojo ...

Kamis, 17 Februari 2011

… Wanita : Berapa Hargamu …???

17 Juli 2010 | 09:12


2 dari 3 Kompasianer menilai Inspiratif.

Wah, akhirnya setelah ada waktu, saya bisa kembali melakukan hal yang paling saya suka, apalagi kalau bukan menulis. Saya sudah lama ingin berbagi cerita ini, tapi baru kali ini kesempatan hinggap pada saya. Langsung saja, beberapa waktu yang lalu saya dan adik saya, ikut menemani orangtua kami pertemuan di salah satu hotel yang cukup ternama dengan huruf awal “S”. Saat itu, kami datang sore hari, karena hampir menjelang malam kami makan malam di salah satu cafe yang letaknya di dalam lobby hotel.

Saat itu, suasananya sangat sepi, hanya ada saya, adik saya yang duduk terpisah dari orangtua kami, kemudian orangtua kami dan rekan-rekan kerjanya, yang duduk tidak jauh dari meja kami. Setelah selesai makan malam, dan karena kedua orangtua kami sudah mulai terlibat dalam sebuah diskusi yang sangat serius, saya dan adik saya mulai merasakan bosan.

Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan menikmati es krim. Di tengah-tengah keasyikkan kami menikmati dessert yang dingin itu, saya mulai memandangi sekitar saya. Tanpa saya sadari, ternyata mata saya sudah tertuju pada pintu lift yang letaknya tidak jauh dari tempat kami, dan karena terbatasi kaca, saya bisa melihat secara jelas, siapa saja yang lalu lalang di luar cafe tersebut. Setelah itu, saya baru sadar ada pemandangan yang sangat ganjil buat saya. Saya melihat 3 orang gadis kira-kira berusia 15-18 tahun yang berpakaian sangat norak, minim, dan terlihat malu-malu, berjalan mengikuti 2 orang pria dengan perawakan timur-tengah, tinggi besar dan seperti guide bagi 3 orang gadis itu. Saya terdiam, kemudian mulai berpikir. Pada saat itu dengan polosnya dalam hati saya bilang, “ow, mungkin itu keponakan-keponakannya”. Kemudian saya sadar, betapa bodohnya saya, bagaimana mungkin itu keponakan dan om, mukanya saja sudah jelas tidak mirip.

Akhirnya, saya diskusikan ini kepada adik saya, dan kami sama-sama penasaran, dengan hal ganjil yang kami lihat itu. Karena adik saya juga ikut menyaksikan kejadian itu. Sedang asyik-asyiknya beranalisa, kami melihat lagi, pria timur-tengah tersebut, keluar lagi dari lift, sesudah tadi masuk ke dalam lift bersama gadis-gadis tersebut dan salah seorang rekannya, tapi kali ini dia sendirian. Ternyata tidak lama berselang, dia datang dengan 2 orang gadis yang memiiiki perawakan sama dengan gadis-gadis sebelumnya. Saat itu yang terlintas dalam otak saya cuma satu : “persis seperti film Pretty Woman!”, yah akhirnya saya bisa membaca kalau yang dari tadi lalu lalang, adalah tayangan-tayangan singkat dan live persis film “pretty woman”, tapi kali ini dengan Julia Robert yang banyak. Pikiran saya tersebut, disambut mulus oleh adik saya, dia pun setuju, bahkan melihat mimik para pelayan cafe, yang tersenyum seolah sangat paham akan hal tersebut.

Tidak sampai disitu, saya kemudian mencoba mengalihkan perhatian dari pria-pria timur-tengah tersebut dan para gadis tersebut, saya mengajak adik saya untuk duduk di sofa lobby hotel, sambil menunggu kedua orangtua kami. Tapi, kali ini saya mengalami kejadian yang baru lagi. Sedang seru-serunya mengobrol, tiba-tiba muncul seorang wanita, dengan pakaian mini sekali, berambut cepak, berkulit putih dan mulus, dengan perawakan oriental, duduk di sebelah saya dan adik saya. Saat itu, saya dan adik saya terus saja asyik mengobrol, selang berapa lama ada seorang pria dewasa yang berjalan menuju lift, wanita tersebutpun ikut berlari mengikuti pria tersebut sampai di dalam lift. Karena lift hotel tersebut, adalah lift kapsul dan bagian luarnya terbuat dari kaca, kami bisa melihat adegan bisu yang terlihat agak jauh dari tempat duduk kami. Seperti, sedang melakukan “transaksi”, itu yang saya lihat. Tapi saya masih belum tahu transaksi apa yang dilakukan.

Namun, sayangnya, transaksi itu sepertinya gagal. Wanita tersebut, turun kembali, dan kali ini, duduk di samping saya persis, karena adik saya merasa ganjil terhadap wanita tersebut, dia memutuskan pindah tempat duduk. Setiap ada pria yang lewat sendirian, dia berusaha mengikuti dan seperti menawarkan sesuatu. Akhirnya, di tengah keputusasaanya yang tergambar pada dirinya, lengkap dengan baju yang sangat minim tersebut, wanita tersebut datang dan berbisik pada saya : “Ci’, ada uang 20 ribu ga?”, saya kaget sekali, ternyata wanita ini memang sudah sangat putus asa. Entahkah, itu untuk ongkos pulang, atau untuk apa saya tidak mengerti. Tapi logikanya ini adalah hotel ternama, bagaimana mungkin, penghuni hotel tersebut melakukan hal konyol seperti itu. Dengan senyum saya menjawab : “mohon maaf, saya di sini bersama orangtua saya”, saya tersenyum dan wajah dia, terlihat sedikit kesal, kecewa dan lebih putus asa. Tragisnya, hotel ternama ini, memiliki view mewah, tapi tidak menyaring hal-hal unmoral seperti itu.

Seketika dalam benak saya, seperti apapun pelayanan yang diberikan kepada tamu, tapi apabila ada hal-hal seperti itu secara terang-terangan, tentu akan sangat meresahkan. Yang lebih mengherankan lagi, penjaga dan bell boy yang melihat wanita tersebut, menganggu tamu hotel, seolah acuh tak acuh, dan hanya tertawa. Konyolnya moral mereka, “apapun” yang ditawarkan wanita tersebut pada tamu hotel khususnya yang pria, seharusnya mereka melakukan tindakan tegas. Bagaimana mungkin, ada proses dagang di lift hotel? bagi saya semua kejadian yang terjadi di hotel tersebut adalah hal yang sangat merendahkan harga diri seorang wanita, suatu hal yang sangat miris, karena seolah-olah gadis-gadis yang masih belia dengan om timur-tengahnya, kemudian wanita oriental yangg “berdagang” di dalam lift, semua menunjukkan, serendah itukah harga seorang wanita….????

- Aya , 17/07/2010 -